Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia tidak hanya berperan menjadi bahasa persatuan, namun kemudian berkembang menjadi bahasa negara, bahasa nasional, maupun bahasa resmi. Bahkan bahasa Indonesia kemudian berhasil mendudukkan dirinya menjadi bahasa budaya dan bahasa ilmu ilmu pengetahuan. Dengan begitu, bahasa Indonesia memiliki makna dan peran penting bagi bangsa Indonesia.

Bahasa Daerah di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak bahasa daerah. Menurut data dari Ethnologue, Indonesia memiliki 726 bahasa yang dituturkan oleh berbagai etnis di seluruh wilayah Indonesia. 10 bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur terbanyak di Indonesia yaitu Bahasa Jawa, Sunda, Madura, Minangkabau, Musi, Bugis, Banjar, Aceh, Bali, dan Betawi.

Kota Samarinda

Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Di wilayah tersebut belum ada sebuah desa pun berdiri, apalagi kota. Sampai pertengahan abad ke-17, wilayah Samarinda merupakan lahan persawahan dan perladangan beberapa penduduk. Lahan persawahan dan perladangan itu umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan sungai Karang Asam.

SMK Negeri 7 Samarinda

Adalah salah satu SMK Negeri yang berada di Samarinda di mana Sekolah Bidang Teknologi Informasi Dan Komunikasi Bertaraf Internasional Berwawasan Lingkungan Dilandasi Iman Dan Taqwa. Ada 3 Jurusan yaitu Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Multimedia (MM), dan Rekayasa Piranti Lunak (RPL).

STMIK SPB Airlangga Samarinda

STMIK (Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer) SPB (Sentra Pendidikan Bisnis) Airlangga adalah sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang didirikan pada tanggal 1 September 2004, STMIK SPB Airlangga Samarinda memiliki 2 (dua) Program Studi yaitu S-1 Sistem Informasi dan D-3 Manajemen Informatika.

Kamis, 19 Juni 2014

Resensi Film Battleship


RESENSI FILM
PERTEMPURAN DI TENGAH LAUT : BATTLESHIP






















PENDAHULUAN

“Lawan Musuhmu ditempat mereka tidak bisa menyentuhmu”, kata-kata ini sebenarnya memiliki makna melakukan penyerangan jarak jauh dimana musuh tidak dapat menjangkau kita. Namun apa yang terjadi bila kata-kata tersebut diartikan lain oleh seorang kapten kapal perang? Alex hopper (Taylor Kitsch) adalah seorang anggota angkatan laut, dia terpaksa bergabung dengan angkatan laut setelah dipaksa oleh kakaknya Stone Hopper (Alexander SkarsgÃ¥rd). Stone bosan melihat adiknya yang seorang pengangguran dan memiliki tujuan hidup yang tidak jelas. Masa-masa awal Alex di angkatan laut jelas merupakan sebuah masa-masa yang sulit mengingat kebiasaan buruknya yang tak kunjung berubah. Namun, ketika sebuah ancaman datang dari luar angkasa untuk mengganggu ketentraman warga Bumi, Alex akhirnya merasa terpanggil. Bersama-sama rekannya di angkatan laut, Alex kemudian berjuang keras untuk menyelamatkan dunia.

Film ini disutradarai oleh Peter Berg, sedikit mengenai sang sutradara, pria ini sebenarnya adalah seorang penulis cerita, sutradara serta produser film, dan yang lebih mengejutkannya lagi dia juga seorang aktor. Dia adalah orang di balik kesuksesan film Hancock (2008) yang dibintangi oleh Will Smith, pria ini adalah sutradara dan ikut bermain didalamnya sebagai Doctor. Peter Berg lahir pada tanggal 11-Mar-1964 di New York City kewarganegaraan Amerika Serikat.


RINGKASAN FILM

Tahun 2005, ilmuan menemukan planet yang dipercaya memiliki iklim yang hampir sama dengan bumi. Tahun berikutnya NASA membangun peralatan transmisi lima kali lebih kuat dari yang pernah ada. Dan sebuah program untuk berhubungan dengan planet itupun dimulai. Program itu dikenal dengan “The Beacon Project” (Proyek Suar). Sinyal yang dikirim dari pemancar radio telescope di Hawaii itupun akhirnya dijawab oleh pelanet tersebut dalam berntuk invasi alien di tahun 2012.

Di waktu yang sama angkatan laut Amerika dan 13 negara lainnya sedang melakukan latihan perang di Hawaii, armada angkatan laut gabungan itu tiba-tiba harus berhadapan dengan pasukan alien dari pelanet G. Pasukan alien tersebut membangun sebuah perisai energi yang menutup seluruh kepulauan Hawaii sehingga armada gabungan angkatan laut yang dipimpin oleh Admiral Shane (Liam Neeson) tidak dapat masuk ke wilayah itu. Namun 3 kapal penghancur yang lebih dulu masuk ke wilayah itu harus berhadapan langsung dengan pasukan alien yang juga menggunakan pesawat perangnya. Walaupun menggunkan pesawat, namun pasukan alien tersebut tidak melakukan serangan dari udara sehingga pertempuran tetap terjadi di lautan.


Pesawat milik alien menggunakan bahan yang tidak terdapat di bumi sehingga tidak dapat terlihat oleh radar AEGIS dan tidak dapat dikunci oleh peluru kendali. Pertempuran yang tidak seimbang pun terjadi, satu kapal perang penghancur milik AS (USS Sampson) dan satu kapal perang milik Jepang (JDS Myoko) dapat di hancurkan dengan mudah oleh pasukan alien menggunakan peluru altileri berhulu ledak kuat dan gasing terbang penghancur. Stone Hopper (Alexander Skarsgård) pun tewas bersama kapalnya, hanya tersisa satu kapal perang penghancur milik AS (USS John Paul Jones) yang dipimpin oleh Alex Hopper tokoh utama dalam film ini.


Alex mendapat informasi dari pacarnya Sam Shane (Brooklyn Decker), anak Admiral Shane bahwa alien berusaha menggunakan pemancar sinyal untuk berkomunikasi dengan planetnya. Diperkirakan komunikasi ini akan memanggil armada alien yang lebih besar. Pemancar sinyal mengirimkan sinyal ke Planet G melalui sebuah satelit di orbit. Satelit tersebut melintasi orbitnya sehingga baru bisa digunakan beberapa jam kemudian, pada pagi hari.

Bersama dengan Nagata (Tadanobu Asano), Alex berhasil menghancurkan satu lagi kapal alien. Namun setelah hancurnya kapal tersebut senjata gasing terbang meluluh lantahkan John Paul Jones. Alex Hopper dan awaknya meminta bantuan kepada Veteran Perang Dunis II untuk mengoperasikan USS Missouri yang sudah menjadi museum di Pearl Harbour.


Alex dengan USS Missouri berniat untuk menghancurkan pemancar yang digunakan alien untuk berkomunikasi dengan planetnya. Namun ditengan perjalanan menuju ke perbukitan tempat pemancar itu berada. Mereka harus berhadapan dengan kapal induk yang juga sekaligus generator perisai energi. Disini Alex menggunakan strategi perang yang unik, karena sebenarnya dia salah mengartikan kalimat ini “Lawan Musuhmu di tempat mereka tidak bisa menyentuhmu”, namun kesalahan Alex dalam memahami kalimat tersebut ternyata menjadi strategi yang sangat efektif dan berhasil menghancurkan pertahanan kapal induk alien tersebut. Dengan hancurnya kapal induk tersebut, terbukalah perisai energi yang menutupi wilayah kepulauan Hawaii tersebut. Melihat keadaan ini Admiral Shane pun bergegas memerintahkan semua Pesawat tempur untuk masuk ke wilayah tersebut.

Dengan peluru meriam terakhir, Alex dan USS Missouri pun berhasil menghancurkan radio telescope pemancar sinyal yang sudah dikuasai oleh alien, tepat sebelum satelit penguat menempati orbit untuk menyiarkan komunikasi alien ke planet asalnya.

Dengan begitu maka rencana alien untuk mendatangkan bala bantuan ke bumi telah gagal. Alex Hoper yang semula terancam dipecat akibat berkelahi dengan Nagata, kini mendapat penghargaan dan akan dipromosikan untuk menjadi seorang Kapten kapal. Admiral Shane pun telah merestui hubungan Alex dengan anaknya.
~TAMAT~

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

Kelebihan :

Ø  Spesial efek mengagumkan, pemilihan latar yang tepat.

Kekurangan :

Ø  Alur cerita yang kurang jelas, penonton tidak mendapatkan penjelasan mengenai apa yang dilakukan oleh alien-alien tersebut dan mengapa mereka meyerang bumi. Karakter alien di film ini terkesan hanya sebagai alasan untuk menghasilkan spesial efek dan deretan adegan aksi.
Ø  Beberapa karakter penting dalam dunia nyata seakan hanya hadir sebagai pelengkap dan nyaris tanpa kegunaan apapun. Seperti Vice admiral Shane (Liam Nelson) yang hanya menjadi penonton dan tidak dapat berbuat apa-apa.
Ø  Film ini juga kurang memberikan pelajaran/hikmah yang dapat diambil oleh penontonya, film ini seakan dibuat murni sebagai hiburan semata.

PENUTUP

Kesimpulan :

Film ini sebenarnya memiliki potensi untuk menyaingi film-film sejenis seperti Transformers dan G.I. Joe. Pemilihan kostum dan latar film ini sudah tepat, sangat menggambarkan sekali kegagahan kapal perang dan angkatan laut Amerika. Namun kurangnya pengembangan naskah membuat film ini terkesan hanya mengedepankan spesial efek tanpa alur kisah yang jelas. Pada akhirnya hanya spesial efeklah yang menyelamatkan film ini dari kebosanan penontonnya.

Berikut ini Trailer Film Battleship  

 

Link Download Film Battleship : klik

Selasa, 17 Juni 2014

Resensi

A. Pengertian Resensi 

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut. 

B. Pengertian Resensi Menurut Pendapat Alhi 

Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli. 

1.       WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.

2.        Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.

3.       Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku. 

C. Tujuan Resensi 

Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut.
  • Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
  • Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
  • Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
  • Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
  • Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku 

D. Jenis-jenis Resensi 

Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  • Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
  • Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
  • Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
    Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan. 

E. Unsur-unsur Resensi  

Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1.       Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Judul buku;
b.      Pengarang;
c.       Penerbit;
d.      Tahun terbit beserta cetakannya;
e.      Dimensi buku;
f.        Harga buku;

3.      Pendahuluan
Pendahuluan resensi tersebut dimulai dengan mengungkapkan kesan terhadap buku. Pendahuluan juga dapat dimulai dengan:
a.       memperkenalkan pengarang,
b.      membandingkan buku dengan buku sejenis,
c.       kekhasan pengarang,
d.      memaparkan keunikan buku,dll.


4.       Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
 
5.  Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan. 

F. Tahap Penulisan Resensi 

Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku. 
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku. 
2. Tahap Pengerjaan
a.       Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi,    bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b.      Membuat isi resensi, diantaranya:
·         Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
·         Menentukan judul resensi.
·         Membuat ringkasan secara garis besar.
·         Memberikan penilaian buku.
·         Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
·         Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
·         Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

G. Tips Menulis Resensi 

Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
  1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi. 
  2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
  3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
  4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
  5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan    sistematis.
  6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak. 

  Contoh  :

Resensi Datuk Hitam (Riau Pos, 2007)

Resensi Datuk Hitam oleh Khairul Amri di Harian Riau Pos

Sumber :



Ejaan dan Macam-Macam Ejaan


  1. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.
  1. Macam-macam Ejaan
  1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van Ophuysen:

Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
  1. Huruf (u) ditulis (oe).
  2. Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
  3. Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
  4. Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
  5. Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
  6. Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
    • Dirangkai menjadi satu, misalnya (hoeloebalang, apabila)
    • Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit)
    • Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)
Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.
Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.

2. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi

Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
  1. Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
  2. Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
  3. Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
  4. Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
  5. Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
a. Berlari-larian
b. Berlari2-an
6. Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
a. Tata laksana
b. Tata-laksana
c. Tatalaksana
7. Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).

3. Ejaan Malindo

Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD

Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
  1. Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang dan maju dalam segala bidang seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah praktis yang ditempuhnya dengan menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung konsep yang tidak terdapat dalam Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa Indonesia.karena tidak ada konsepnya dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap unsur asing, misalnya, izin, folio, dan vak dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya tidak ada dalam Bahasa Indonesia menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab situasi dan kondisi menuntut yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti aliran purisme yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak proposional.Menyadari keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang menerima pemakaian huruf z, f, v, q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun pemakaiannya dalam batas-batas tertentu.
  • Huruf q dan x pemakaiannya dibatasi hanya dalam keperluan ilmu dan nama. Jadi, dalam pemakain umum, yaitu dalam kata-kata umum dan istilah, kedua huruf itu belum dapat dipakai. Dalam matematika, misalnya, dapat menandai sesuatu dengan q da x. begitu juga nama Baihaqi, Iqbal (nama orang); dan xerox, Xerxes, sinar-X (nama barang) dibenarkan. Tetapi kata-kata asing aquarium, equator, quadrat, extra, dan taxi harus dituliskan akuarium, ekuator, kuadrat, ekstra, dan taksi.Jadi q diganti k dan x digantti ks.
  • Huruf f dan v, walaupun dalam Bahasa Indonesia keduanya dibunyikan sama tetap dipakai secara berbeda. Kata-kata asing yang diucapkan (f) tak bersuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan ditulis f dalam Bahasa Indonesia, sedangkan yang diucapkan (v) besuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan dilambangkan dengan v. jadi, kata-kata asing factor, physiology, photocopy, vitamin, television, dan vacuum diubah menjadi faktor, fisiologi, fotokopi, vitamin, televisi, dan vakum.
  • Sedangkan huruf c dan y pemakaian kedua huruf ini sebagai realisasi kerjasama antara indonesia dan Malaysia, khususnya dalam hal pengembangan dan pembinaan kedua bahasa, yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia . apabila pada Ejaan suwandi penulisan bunyi (cacat) dan (sayat) ditulis tjatjat dan sajat, maka pada ejaan sekarang ditulis cacat dan sayat. Dalam Bahasa Melayu pun ditulis cacat dan sayat.
  • Bunyi (z) pada unsur asing yang masuk kedalam Bahasa Indonesia ditulis sebagai bunyi aslinya, yaitu z. oleh sebab itu, kata zakat, ziarah, zebra, zat, zodiac yang dianggap tepat, tetapi bukan jakat, jiarah, jebra, jat, dan sodiak.
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
Huruf
Nama
Bunyi yang dilambangkan
A
A
A
B
Be
B dan P
C
Ce
C
D
De
D dan T
E
E
E
F
Ef
F
G
Ge
G dan K
H
Ha
H
I
I
I
J
Je
Je
K
Ka
K dan G
L
El
L
M
Em
M
N
En
N
O
O
O
P
Pe
P
Q
Ki
K
R
Er
R
S
Es
S
T
Te
T
U
U
U
V
Ve
F
W
We
W
X
Eks
Ks
Y
Ye
Y
Z
Zet
Z

Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Huruf Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal
Tengah
Akhir
Ai
Au
Oi
Ei
Ain
Aula
-
-
Syaitan
Saudara
Boikot
Pleistosen
Pandai
Harimau
Amboi
Survei

Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah:
Gabungan Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal
Tengah
Akhir
Kh
Ng
Ny
Sy
Khusus
Ngilu
Nyata
Syarat
Akhir
Bangun
Hanyut
Isyarat
Tarikh
Senang
-
-

  1. Penulisan Huruf
Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang penulisan huruf besar atau kapital dan tentang penulisan huruf miring.
Di dalam pedoman ejaan telah dijelaskan bahwa penulisan huruf kapital selain dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat juga dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:Mengapa kamu sedih?
Ayah bertanya, “Mengapa kamu sedih?”
“Mengapa kamu sedih?”Tanya ayah.
Dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam suratkabar dan majalah, sering kita jumpa pemakaian nama gelar, jabatan dan pangkat diikuti selain nama orang, bahkan tidak diikuti sama sekali. Misalnya pada kalimat berikut:
  • Kemarin Gubernur Jawa Timur berkunjung ke Desa besuki.
  • Pada kesempatan itu, Gubernur menghimbau agar penduduk ikut mensukseskan sensus pertanian.
  • Bersamaan dengan itu, Camat Karang Ploso, Hermadi, juga melaporkan kemajuan daerah itu kepada Bupati Malang, Edi Slamet.
Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang tidak ditulis dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi contoh-contoh diatas walaupun tidak diikuti nama orang terap mengacu kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama pengganti nama diri. Oleh sebab itu, huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga contoh diatas ditulis dengan huruf kapital.
Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut:
  • Seorang gubernur yang menjabat di daerah yang masyarakatnya multi kompleks harus bijak.
  • Siapa saja yang menjadi gubernur jawa timur harus dapat menjalankan program Koran masuk desa
  • Apakah kakakmu yang menjadi camat Sekar Putih sekarang?
Kata gubernur, gubernur jawa timur, dan camat Sekar Putih ditulis dengan huruf kecil awalnya, sebab tidak menunjuk pada orang tertentu. Jadi, kata yang menunjukkan jabatan atau pangkat tersebut sama dengan kata-kata benda umumnya, seperti radio, rumah, orang, dan kucing.
Masalah selanjutnya tentang bagaimana penulisan kata yang mengikuti kata sandang? Ditulis dengan kata sandang apa tidak? Yang jelas, ada dua kemungkinan. Apabila mengikuti kata sandang merupakan kata nama, maka awal katanya ditulis dengan huruf besar. Jadi, penulisan berikutlah yang benar.
si Gandu
sang Kerempeng
si Bisu
Tetapi, apabila yang mengikuti kata sandang berupa kata pengganti nama, huruf awal tidak ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
sin terdakwa
si anak
sang pembatu
sang istri
Tentang penulisan kata yang menunjukkan kekerabatan apakah ditulis dengan huruf kapital awalnya? Tidak selalu. Yang ditulis dengan huruf kapital awalnya hanyalah yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan saja, sedangkan yang lainnya tidak.Perhatikan conroh kata yang menunjuk kekerabatan berikut.
  • Mengapa Saudara mengatakan hal itu?
  • Saya benar-benar menganggap keluarga Pak Ali sebagai saudara sendiri.
  • “Ayo, ke sini, Nak !” kata Ibu kepadaku.
  • Seorang anak harus berbakti kepada ibunya.
Kata saudara pada kalimat pertama serta nak dan ibu pada kalimat ke-tiga ditulis dengan huruf kapital awalnya karena kata tersebut sebagai kata sapaan (Saudara dan Nak) dan kata ganti (Ibu).Pada kalimat ke-2 dan ke-4 ditulis dengan huruf biasa, karena bukan sebagai kata ganti atau sapaan.

  1. Penulisan Kata
Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah urgensi yang tak boleh lepas dari sistem penulisan. Karena tiap karya sastra Bahasa Indonesia terbentuk dari kata-kata.
Di antara poin penting penulisan kata dalam EYD ialah:
  1. Kata Dasar
Kata yang sudah mewakili sebuah arti tanpa imbuhan apapun
  1. Kata Turunan
Merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan berupa imbuhan
  1. Bentuk Ulang
Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak maupun berulang. Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan lambang (-)
  1. Gabungan Kata
Merupakan kata majemuk yang mewakili sebuah arti. Adakalanya ditulis terpisah, bersambung, maupun dihubungkan dengan tanda (-)
  1. Kata Ganti –ku, kau, –mu, dan –nya
Kata yang menggunakan imbuhan kepunyaan ini ditulis bersambung
  1. Kata Depan di, ke, dan dari
Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya
  1. Kata si dan sang
Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan kata dasarnya
  1. Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan partikel pun ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata dasarnya
  1. Singkatan dan Akronim
  2. Angka dan Lambang Bilangan

  1. Penulisan Unsur Serapan
Masalah pemakaian atau penulisan unsur serapan dalam Bahasa Indonesia sangat runyam.Dikatakan demikian sebab pemakaian Bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan situasi dan kondisinya.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian Bahasa Indonesia dibenarkan apabila:
  1. Konsep yang terdapat dalam unsur itu tidak ada dalam Bahasa Indonesia, atau
  2. Unsur itu merupakan istilah teknis sehingga tidak atau kerang layak dipakai unsur Indonesianya.
Apakah dengan penyerapan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia miskin akan kata-kata? Tidak.Penyerapan unsur asing merupakan kejadian biasa pada setiap bahasa. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan pemakai bahasa satu dengan yang lain tidak ada yang sama. Pada suatu saat karena masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya (yang masing-masing berlatar belakang kebudayaan berbeda) berkomunikasi, maka timbullah akulturasi, yaitu saling berpengaruhnya satu kebudayaan dengan yang lain. Salah satu wujud akulturasi itu adalah saling berpengaruhnya konsep-konsep tertentu. Misalnya, karena masyarakat Indonesia tidak mempunyai konsep tenteng “radio”, maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai bahasa Inggris. Sebaliknya, karena masyarakat pemakai bahasa Inggris tidak mempunyai konsep “bambu” maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai Bahasa Indonesia.Jadi peristiwa penyerapan tidak ada kaitannya dengan kaya atau miskin kata-kata.
Berikut ini disajikan beberapa kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adaptasi:
  • ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
Haemoglobin hemoglobin
Haematitehematite
  • ai tetap ai
Trailer trailer
Caisson kaison
  • e, di muka a,u, o dan konsonan, menjadi k
Construction konstruksi
Crystal Kristal
Classification klasifikasi
Caupe kup
  • c, di muka e,I,oe, dan y, menjadi s
Central sentral
Cylinder silinder
Ceolom selom
  • cc, di muka o,u, dan konsonan, menjadi k
Accommodationakomodasi
Acculturation akulturasi
Accumulation akumulasi
  • cch dan ch, di muka a,o,dan konsonan, menjadi k
Charisma karisma
Chromosome kromosom
  • ch, yang lafalnya c menjadi c
Chek cek
China cina
  • ee (belanda) menjadi e
Statosfeer statosfer
System system
  • ph, menjadi f
Phase fase
Photocopyfotokopi
  • q menjadi k
Aquarium akuarium
Equator ekuator 

3. Penggunaan Tanda Baca

Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa Indonesiayaitu :
  1. Tanda baca titik (.)
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a. Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh : – Saya beragama islam
-Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b.Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh :- 4.1 Pembahasan
-Lampiran 2. Calon jamaah haji
c. Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Contoh :- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d. Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : – Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit. Malang: Intan.

2. Tanda baca koma (,)

Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:
  1. Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

   B. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:- Semua pergi, tetapi dia tidak.
-Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
  1. Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.
Contoh: Jika hari ini tidak hujan, saya akan dating.
  1. Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Saya akan memaafkan, jika ia bertobat.
  1. Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas.

3. Tanda baca titik koma (;)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
  1. Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh: Matahari hamper terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di atas permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu.
  1. Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah sedang membaca Koran; ibu menjahit baju; saya asyik membersihkan taman di depan rumah.

4. Tanda baca titik dua (:)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut:
  1. Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh:Ketua : Ahmad Wijaya,
Sekretaris : Imam Tantowi
Bendahara: Siti Khotijah
  1. Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan.
Contoh: Tempo, I (1971). 34:7
Surat Yasin:19
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

5. Tanda hubung (-)

Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
  1. Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contoh: Se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
Menteri-Sekretaris-Negara
sinar-X
Men-PHK-kan
  1. Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh: di-smash, di-drill, mem-beckup, di-carge

6. Tanda Pisah (–)

Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh: 1920–1945
Tanggal 15—10 April 19970
(Samsudin), 1999:25—34
Samsudin (1999:25—34)

7. Tanda elipsis (…)

Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang hilang.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…atau diteliti lebih lanjut.

8. Tanda kurung ((…))

Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
  1. Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.
  1. Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Aku (sebuah puisi karangan Chairul Anwar) adalah puisi angkatan 45.

9. Tanda tanya (?)

Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan jawaban.
Contoh: Siapa yang membawa tas saya ?
 
10. Tanda seru (!)

Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Ambilkan buku itu!
Duduklah!
Dasar mata keranjang!

11. Tanda kurung siku ( [] )

Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 67-89])

12. Tanda petik (“…..”)

Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .
Contoh: Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
“Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)

13. Tanda petik tunggal (‘…’)

Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: Mastery Learning ‘belajar tuntas’
Reformasi ‘perubahan’
Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut terkilir’
Islami ‘bernuansa islam’

14. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: 14/YPU-i/12/99
Jalan Kramat III/10 Jakarta
Tahun Anggaran 1985/19986


15. Tanda apostrof (‘)

Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Contoh: malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)


Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca dapat diuraikan sebagai berikut
.
  1. Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
  2. Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit.
  3. Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
  4. Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Sumber :
 
Syafi’ie, Dr. Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang
Yaqin, M. Zubad Nurul. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: UIN Maliki Press
Tim Pustaka Widyatama. 2009. EYD Lengkap. Malang: Pustaka Widyatama
http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca.html pada 22 September 2012 pukul 11.30
http://www.scribd.com/doc/43732004/Sejarah-EYDpada 24 September 2012 pukul 13.30